PENGENALAN
Ia merupakan salah satu sebab mengapa Nabi Muhammad melakukan hijrah
pada tahun 622 dari Makkah menuju Yastrib - 320 kilometres utara Mekkah - yang
kemudian berubah nama menjadi Madinah adalah, terdapat sejarah pembunuhan untuk
membunuh Nabi Muhammad, bersama Abu Bakar al-Shiddiq ketika Nabi berhijrah.
Ketika dalam penghijrahan beliau, Baginda pernah bersinggah di dalam sebuah gua.
Gua dalam terjemahan Bahasa Melayu adalah sebagai liang atau lubang besar pada kaki
gunung, dalam bahasa Arab pula disebut gar atau kahf.
Lokasi gua tersebut berada di gunung Thawr yang terletak di tanah rendah Makkah
yang menjulur ke selatan daerah Misfalah.
https://youtu.be/H2-IVH8vBZw |
ISI KANDUNGAN
Gua tsur merupakan tempat
persembunyian Nabi Muhammad SAW dan juga Saidina Abu Bakar ketika diburu oleh
Bani Quraish. Gua Tsur banyak menyimpan sejarah pahit getir Rasullullah dalam
menyebarkan dakwah Islam ke seluruh umat manusia. Dalam kisah Hijrah Rasulullah
dari kota Makkah ke kota Madinah. Rasulullah telah diperintahkan oleh Allah SWT
untuk berhijrah pada malam hari, umat Islam pada waktu itu telah
berbondong-bondong meninggalkan Makkah dan pergi berhijrah ke Madinah lebih
awal, Rasulullah dan Saidina Abu Bakar pula menyusul kemudian. Pada malam hari
26 Safar 1 Hijrah bersamaan(9 September 622) Nabi Muhammad SAW dan Saidina Abu
Bakar telah meninggalkan rumah baginda dan berhijrah ke Madinah.
Sebelum Nabi Muhammad meninggalkan rumah Nabi telah meminta Saidina Ali Bin Abi Talib
dengan izin Allah untuk menggantikan baginda tidur diatas katil baginda, Nabi
Muhammad juga telah membaca Surah Yaasin sebelum meninggalkan rumah, dalam pada
itu para pemuda dan pemuka Qurasy yang sedang mengawal rumah Nabi telah
tertidur nyenyak beramai-ramai atas kuasa Allah. Tujuan mereka semua mengawal
di perkarangan rumah Nabi adalah untuk memastikan mereka dapat membunuh Nabi
apabila Nabi keluar menunaikan Solat Subuh. Lalu Nabi Muhammad SAW dan Saidina
Abu Bakar berlari ke Gua Tsur tersebut kerana telah diperintahkan oleh Allah
SWT.
Kemudian seekor labah-labah menutup kawasan pintu masuk tersebut dengan
sesawangnya dan seekor burung untuk duduk di kawasan itu atas perintah Allah
SWT. Setelah beberapa lama kemudian, Bani Qurasy tersebut terjaga dan mendapati
Nabi Muhammad dan Saidina Abu Bakar tiada didalam rumah tersebut. Lalu mereka cuba
mencari mereka di gunung Thawr tersebut.
Kemudian Nabi Muhammad dan Saidina Abu Bakar pula sedang bersembunyi di dalam
gua tersebut tetapi Abu Bakar berasa tidak senang hati dan takut lalu beliau
bertanya kepada Nabi “Bagaimana jika kita
berdua ditangkap oleh Bani Qurasy” tersebut. Lalu Nabi berkata “Janganlah engkau kira kita hanya berdua.
Sesungguhnya kita bertiga, dan yang ketiga adalah Dia, yang menggenggam
kekuasaan Maha Allah SWT”. Setelah beliau berkata begitu, Abu Bakar berasa
tenang sedikit. Selepas itu, berdua bersepakat untuk bergilir-gilir untuk
berjaga. . Dalam tidurnya, Muhammad saw
melabuhkan kepalanya di pangkuan sang sahabat. Di dalam gua yang dingin dan
remang-remang, tiba-tiba seekor ular mendesis mendekati kaki Abu Bakar Shiddiq
r.a yang terlentang. Abu Bakar r.a menatapnya waspada, ingin sekali ia menarik
kedua kakinya untuk menjauh dari hewan berbisa ini. Namun, keinginan itu
dienyahkannya dari benak, tak ingin ia mengganggu tidur Rasulullah saw.
Bagaimana mungkin, ia tega membangunkan kekasih Allah SWT itu.Abu Bakar r.a
menahan rasa sakit yang luar biasa ketika ular itu menggigit pergelangan
kakinya, tapi kakinya tetap saja tak bergerak sedikitpun, hingga ular itu pergi
setelah beberapa lama.
Dalam hening, sekujur tubuh Abu Bakar r.a terasa panas,
ketika bisa ular menjalar cepat di dalam darahnya. Abu Bakar r.a tak kuasa
menahan isak tangis ketika rasa sakit itu tak tertahankan lagi. Tanpa sengaja,
air matanya menetes mengenai pipi Rasulullah saw yang tengah
berbaring.
Rasulullah saw terbangun dan berkata,
“Wahai hamba Allah, apakah engkau menangis karena menyesal mengikuti
perjalanan ini?” “Tentu saja tidak,
saya ridha dan ikhlas mengikutimu kemana pun,” jawab Abu Bakar r.a. “Lalu mengapakah, engkau meluruhkan air mata?”
bertanya Rasulullah saw dengan bersahaja. “Seekor
ular, baru saja menggigit saya, wahai Rasulullah saw, dan bisanya menjalar
begitu cepat ke dalam tubuhku.” Rasulullah saw menatap Abu Bakar r.a dan
berkata, “Mengapa engkau tidak
menghindarinya?”. “Saya tidak sampai
hati untuk mengejutkan engkau yang sedang lelap” jawab Abu Bakar r.a sambil
menahan kesakitan.
Abu Bakar r.a kini menyesal karena tidak dapat menahan air
matanya hingga mengenai pipi Rasulullah saw dan membuatnya terjaga dari
tidurnya. “Sungguh bahagia, aku memiliki
seorang sepertimu wahai Abu Bakar. Sesungguhnya Allah SWT itu sebaik-baik
pemberi balasan”.
Tanpa melengahkan waktu, dengan penuh kasih sayang
Rasulullah saw memegang pergelangan kaki Abu Bakar r.a. Dengan kuasa Allah SWT
Yang Maha Berkuasa, Nabi Muhammad saw mengusap bekas gigitan itu dengan
ludahnya. Dengan izin Allah SWT, rasa sakit dan kesan gigitan ular tersebut
hilang. Setelah selesai masalah yang menimpa itu, kini giliran Abu Bakar r.a
pula yang berehat dan Rasulullah saw pula yang berjaga. Dan, Abu Bakar r.a
menggeleng kepalanya ketika Rasulullah saw menawarkan pangkuannya untuknya berehat. Tak akan rela, dirinya membebani
pangkuan penuh berkah itu.
1. QS AT TAWBAH:40
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita“. Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
KELEBIHAN GUA TSUR
Ketika memandang lepas di Kota Makkah, terlihat beberapa bukit batu. Di antara dataran tinggi berbatuan tersebut, jika memandang ke arah selatan ada bukit yang menjadi saksi sejarah keajaiban yang diberikan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Bukit tersebut adalah Jabal Tsur. Bukit ini mempunyai tiga puncak yang saling berdekatan dan menyambung. Bukit itu termasuk salah satu yang tertinggi di Kota Makkah. Di puncaknya, ada sebuah gua yang sangat bersejarah, iaitu Gua Tsur.Para jamaah haji mahupun umrah pada umumnya selalu mengunjungi lokasi ini ketika sedang berada di Tanah Suci. Di gua yang berada di Jabal Tsur itulah Rasulullah SAW dan Abu Bakar R.A diselamatkan dari orang Quraisy yang mengejar mereka.