TEMPAT UTAMA KETIKA UMRAH & HAJI

GUA TSUR

SEJARAH GUA TSUR PENGENALAN Ia merupakan salah satu sebab mengapa Nabi Muhammad melakukan hijrah pada tahun 622 dari Makkah menuju Yastr...

Tuesday 13 November 2018

GUA TSUR

SEJARAH GUA TSUR
PENGENALAN
Ia merupakan salah satu sebab mengapa Nabi Muhammad melakukan hijrah pada tahun 622 dari Makkah menuju Yastrib - 320 kilometres utara Mekkah - yang kemudian berubah nama menjadi Madinah adalah, terdapat sejarah pembunuhan untuk membunuh Nabi Muhammad, bersama Abu Bakar al-Shiddiq ketika Nabi berhijrah. Ketika dalam penghijrahan beliau, Baginda pernah bersinggah di dalam sebuah gua. Gua dalam terjemahan Bahasa Melayu adalah  sebagai liang atau lubang besar pada kaki gunung, dalam bahasa Arab pula disebut gar atau kahf. Lokasi gua tersebut berada di gunung Thawr yang terletak di tanah rendah Makkah yang menjulur ke selatan daerah Misfalah.


https://youtu.be/H2-IVH8vBZw


ISI KANDUNGAN
Gua tsur merupakan tempat persembunyian Nabi Muhammad SAW dan juga Saidina Abu Bakar ketika diburu oleh Bani Quraish. Gua Tsur banyak menyimpan sejarah pahit getir Rasullullah dalam menyebarkan dakwah Islam ke seluruh umat manusia. Dalam kisah Hijrah Rasulullah dari kota Makkah ke kota Madinah. Rasulullah telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk berhijrah pada malam hari, umat Islam pada waktu itu telah berbondong-bondong meninggalkan Makkah dan pergi berhijrah ke Madinah lebih awal, Rasulullah dan Saidina Abu Bakar pula menyusul kemudian. Pada malam hari 26 Safar 1 Hijrah bersamaan(9 September 622) Nabi Muhammad SAW dan Saidina Abu Bakar telah meninggalkan rumah baginda dan berhijrah ke Madinah. 

Sebelum Nabi Muhammad meninggalkan rumah Nabi telah meminta Saidina Ali Bin Abi Talib dengan izin Allah untuk menggantikan baginda tidur diatas katil baginda, Nabi Muhammad juga telah membaca Surah Yaasin sebelum meninggalkan rumah, dalam pada itu para pemuda dan pemuka Qurasy yang sedang mengawal rumah Nabi telah tertidur nyenyak beramai-ramai atas kuasa Allah. Tujuan mereka semua mengawal di perkarangan rumah Nabi adalah untuk memastikan mereka dapat membunuh Nabi apabila Nabi keluar menunaikan Solat Subuh. Lalu Nabi Muhammad SAW dan Saidina Abu Bakar berlari ke Gua Tsur tersebut kerana telah diperintahkan oleh Allah SWT.

Kemudian seekor labah-labah menutup kawasan pintu masuk tersebut dengan sesawangnya dan seekor burung untuk duduk di kawasan itu atas perintah Allah SWT. Setelah beberapa lama kemudian, Bani Qurasy tersebut terjaga dan mendapati Nabi Muhammad dan Saidina Abu Bakar tiada didalam rumah tersebut. Lalu mereka cuba mencari  mereka di gunung Thawr tersebut. Kemudian Nabi Muhammad dan Saidina Abu Bakar pula sedang bersembunyi di dalam gua tersebut tetapi Abu Bakar berasa tidak senang hati dan takut lalu beliau bertanya kepada Nabi “Bagaimana jika kita berdua ditangkap oleh Bani Qurasy” tersebut. Lalu Nabi berkata “Janganlah engkau kira kita hanya berdua. Sesungguhnya kita bertiga, dan yang ketiga adalah Dia, yang menggenggam kekuasaan Maha Allah SWT”. Setelah beliau berkata begitu, Abu Bakar berasa tenang sedikit. Selepas itu, berdua bersepakat untuk bergilir-gilir untuk berjaga. . Dalam tidurnya, Muhammad saw melabuhkan kepalanya di pangkuan sang sahabat. Di dalam gua yang dingin dan remang-remang, tiba-tiba seekor ular mendesis mendekati kaki Abu Bakar Shiddiq r.a yang terlentang. Abu Bakar r.a menatapnya waspada, ingin sekali ia menarik kedua kakinya untuk menjauh dari hewan berbisa ini. Namun, keinginan itu dienyahkannya dari benak, tak ingin ia mengganggu tidur Rasulullah saw. Bagaimana mungkin, ia tega membangunkan kekasih Allah SWT itu.Abu Bakar r.a menahan rasa sakit yang luar biasa ketika ular itu menggigit pergelangan kakinya, tapi kakinya tetap saja tak bergerak sedikitpun, hingga ular itu pergi setelah beberapa lama. 

Dalam hening, sekujur tubuh Abu Bakar r.a terasa panas, ketika bisa ular menjalar cepat di dalam darahnya. Abu Bakar r.a tak kuasa menahan isak tangis ketika rasa sakit itu tak tertahankan lagi. Tanpa sengaja, air matanya menetes mengenai pipi Rasulullah saw yang tengah berbaring.

Rasulullah saw terbangun dan berkata,
 “Wahai hamba Allah, apakah engkau menangis karena menyesal mengikuti perjalanan ini?” “Tentu saja tidak, saya ridha dan ikhlas mengikutimu kemana pun,” jawab Abu Bakar r.a. “Lalu mengapakah, engkau meluruhkan air mata?” bertanya Rasulullah saw dengan bersahaja. “Seekor ular, baru saja menggigit saya, wahai Rasulullah saw, dan bisanya menjalar begitu cepat ke dalam tubuhku.” Rasulullah saw menatap Abu Bakar r.a dan berkata, “Mengapa engkau tidak menghindarinya?”. “Saya tidak sampai hati untuk mengejutkan engkau yang sedang lelap” jawab Abu Bakar r.a sambil menahan kesakitan. 

Abu Bakar r.a kini menyesal karena tidak dapat menahan air matanya hingga mengenai pipi Rasulullah saw dan membuatnya terjaga dari tidurnya. “Sungguh bahagia, aku memiliki seorang sepertimu wahai Abu Bakar. Sesungguhnya Allah SWT itu sebaik-baik pemberi balasan”.

Tanpa melengahkan waktu, dengan penuh kasih sayang Rasulullah saw memegang pergelangan kaki Abu Bakar r.a. Dengan kuasa Allah SWT Yang Maha Berkuasa, Nabi Muhammad saw mengusap bekas gigitan itu dengan ludahnya. Dengan izin Allah SWT, rasa sakit dan kesan gigitan ular tersebut hilang. Setelah selesai masalah yang menimpa itu, kini giliran Abu Bakar r.a pula yang berehat dan Rasulullah saw pula yang berjaga. Dan, Abu Bakar r.a menggeleng kepalanya ketika Rasulullah saw menawarkan pangkuannya untuknya  berehat. Tak akan rela, dirinya membebani pangkuan penuh berkah itu.

1. QS AT TAWBAH:40
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita“. Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


KELEBIHAN GUA TSUR

Ketika memandang lepas di Kota Makkah, terlihat beberapa bukit batu. Di antara dataran tinggi berbatuan tersebut, jika memandang ke arah selatan ada bukit yang menjadi saksi sejarah keajaiban yang diberikan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Bukit tersebut adalah Jabal Tsur. Bukit ini mempunyai tiga puncak yang saling berdekatan dan menyambung. Bukit itu termasuk salah satu yang tertinggi di Kota Makkah. Di puncaknya, ada sebuah gua yang sangat bersejarah, iaitu Gua Tsur.Para jamaah haji mahupun umrah pada umumnya selalu mengunjungi lokasi ini ketika sedang berada di Tanah Suci. Di gua yang berada di Jabal Tsur itulah Rasulullah SAW dan Abu Bakar R.A diselamatkan dari orang Quraisy yang mengejar mereka.